Tuesday, November 3, 2009

Tawakkal hanya setelah berusaha

http://epondok.wordpress.com/

DIkirim oleh epondok di November 1, 2009

Ustaz Mohd Zawawi Yusoh

KITA merancang tetapi Allah menentukan. Begitulah lumrah kehidupan sebenar dan tidak hanya menyerahkan 100 peratus melalui doa tanpa melakukan sebarang tindakan atau usaha.

Kita disuruh berikhtiar tetapi yang menentukan adalah Allah. Selepas merancang, segala ketentuan itu mesti diterima dengan hati terbuka.
Itulah yang dinamakan tawakal. Sebenarnya tawakal terletak selepas seseorang melakukan perancangan serta berusaha kemudian disusuli dengan bertawakal.

Umat Islam dulu cemerlang kerana kehebatan mereka merancang dan berfikiran ke hadapan. Rasulullah sendiri amat mementingkan perancangan rapi sebelum melakukan segala pekerjaan. Misalnya, sebaik tiba di Madinah, baginda segera meletakkan dasar bagi membentuk pemerintahan Islam pertama di dunia.

Ketika itu baginda mula membina masjid sebagai sebagai tempat beribadat, bermesyuarat, tempat pertemuan seluruh umat Islam selain menyatukan kaum Muhajirin dan Ansar.

Selepas itu, baginda mengadakan perjanjian dengan golongan Yahudi dengan meletakkan dasar perundangan Kota Madinah supaya setiap orang mengetahui kedudukan dan hak mereka dalam masyarakat.

Sama juga yang dilakukan Rasulullah pada malam hijrah, malam Aqabah dan peristiwa di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Semua itu membuktikan Islam amat mementingkan perancangan yang rapi.

Al-Quran sejak berabad lagi menggalakkan umat manusia bekerja menurut perancangan. Contohnya, al-Quran menceritakan utusan Raja Mesir datang kepada Nabi Yusuf di penjara meminta baginda mentakwilkan mimpi. Dia berkata; “Yusuf, wahai orang yang amat dipercayai, terangkan kepada kami (mimpi) tujuh lembu betina yang gemuk dimakan oleh tujuh lembu betina yang kurus; dan tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh lainnya yang kering (terangkanlah takwil mimpi itu) agar aku kembali kepada orang-orang (yang mengutus itu), semoga mereka akan mengetahuinya.” (Surah Yusuf, ayat 46).

Apabila berdepan dengan tugas itu, Nabi Yusuf tidak hanya mentakwilkan mimpi saja, bahkan baginda turut memberi petunjuk supaya membuat perancangan bagi mengatasi kesukaran dan bahaya kelaparan yang diramalkan akan menimpa Mesir.

Baginda mencadangkan beberapa langkah positif yang perlu diambil bagi menghadapi kesukaran itu.

Al-Sayyid Qutb dalam kitabnya ‘Tafsir Fi Zilal al-Quran mengatakan, Raja (Mesir) meminta huraian erti mimpinya tetapi pegawai kerajaan dan ahli nujum tidak sanggup menghuraikan erti mimpi itu kerana menganggap ia petanda buruk bakal berlaku.

Sebaliknya, bagi menunaikan kehendak raja berkenaan, mereka memperlihatkan apa saja yang dapat menyenangkan raja dan menyembunyikan perkara yang menyedihkan.

Mereka menghindari dari berbincang mengenai mimpi itu dengan mengatakan mimpi itu kosong dan tidak mempunyai erti.

Sikap Nabi Yusuf berlainan kerana baginda tetap mentakwilkan mimpi raja itu kemudian menasihatinya dengan cadangan serta langkah sesuai bagi mengatasi petanda buruk yang diramalkan itu.

Antara langkah-langkah yang dicadangkan Nabi Yusuf iaitu menggiatkan lagi pekerjaan yang sedang dilakukan serta menetapkan jangka waktu diperlukan.

Kedua, perlu bersungguh-sungguh melakukan kegiatan pertanian dalam jangka masa tertentu.

Ketiga, berusaha meningkatkan pengeluaran selain bekerja keras terus menerus.

Berdasarkan cadangan itu, betapa pentingnya cara penyimpanan yang baik untuk menjaga keutuhan hasil bumi dan kepentingan menyimpan.

Cara hidup berekonomi, tidak boros dan tidak berlebih-lebihan kerana Islam adalah agama yang mementingkan prinsip keseimbangan, menolak sifat bakhil dan mengharamkan pembaziran atau menggunakan harta untuk perkara yang tidak bermanfaat.

Dalam perancangan mengatasi kesulitan yang ditunjukkan Nabi Yusuf, terdapat dua perkara yang perlu diberi perhatian iaitu berhati-hati dalam membelanjakan harta dan tidak melakukan pembaziran.

Perbelanjaan ditentukan kepada keperluan utama seperti dikatakan Nabi Yusuf, “Kecuali sedikit untuk kamu makan.” (Surah Yusuf, ayat 47).

Baginda memberi petunjuk mengenai keharusan menggunakan harta simpanan dengan cara sebaik-baiknya, terutama ketika menghadapi kesulitan.

Hasil pemikiran dan perancangan Nabi Yusuf itu adalah berdasarkan petunjuk Allah kepadanya, maka umatnya terhindar daripada bencana kelaparan dan dapat mengatasi malapetaka besar.

Demikian ilmu perancangan yang tercatat di dalam al-Quran untuk kepentingan umat manusia umumnya dan kesejahteraan umat Islam khususnya.

Oleh itu, Islam bukan agama yang mengajar orang berfikir secara membuta tuli atau bertawakal tanpa alasan (bukan bertawakal dalam erti kata sebenar).

Islam adalah agama yang mengajar manusia memerhati dan mempelajari dengan teliti terutama perkara berkaitan soal pengeluaran, penggunaan dan keperluan material lain dalam kehidupan.

Sesuatu pekerjaan atau projek, sama ada besar atau kecil tidak berjaya dilaksanakan dan tidak terjamin pencapaiannya sekiranya dilakukan tanpa perancangan rapi.

Semua undang-undang Islam sama ada yang bersifat ibadat atau muamalat, mempunyai dasar dan kaedah bagi dipraktikkan dalam kehidupan kita.

Jika ada suara yang mengatakan Islam tidak mementingkan perancangan sama sekali berlawanan dengan anjuran al-Quran dan tindakan yang dilakukan Rasulullah


rumah islami


source : taman2 syurga

Tips Membangun Rumah Islami
Author : Syiarislam

Dalam membangun rumah yang baik, sering orang menggunakan Feng Shui yang berasal dari budaya Cina. Padahal tidak semuanya selaras dengan ajaran Islam. Jika keliru, mungkin bisa terjerumus dalam kemusyrikan karena mempercayai adanya kekuatan selain Allah yang bisa menyelamatkannya. Dalam membangun rumah
yang Islami, sebetulnya dalam Islam ada beberapa petunjuk untuk itu. Di antaranya:

1. Tetangga yang Baik
Pilihlah rumah di antara tetangga yang baik (kecuali jika anda adalah da'i yang ingin melakukan perbaikan). Sebab jika tetangga anda tidak baik, maka hidup anda akan merasa kurang nyaman. Bayangkan jika tetangga anda adalah
preman, pezina, atau pemabuk.

Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah. Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat (bepergian). (HR. Al Khatib)

Nabi Saw berdoa: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat pemukiman. Sesungguhnya tetangga-tetangga orang-orang Badui suka berpindah-pindah." (HR. Ibnu 'Asakir)

Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-Thahawi) .

Usahakan agar tetangga anda cukup makannya: "Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu." (HR. Al Bazzaar)

2. Hendaknya rumah cukup luas (tidak terlampau luas, tapi juga tidak terlampau sempit).
Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

Rumah yang terlampau luas, misalnya 400 m2 lebih, cenderung menghasilkan "Rumah Gedong" di mana tetangga satu tidak kenal dengan tetangga lainnya. Para penghuni masing-masing asyik di dalam "Istana" mereka.

Sebaliknya rumah yang terlalu sempit, misalnya kurang dari 50 m2 cenderung membuat penghuninya tidak betah di rumah sehingga akhirnya banyak menghabiskan waktunya mengobrol/gosip dengan para tetangganya.

Luas rumah yang ideal (pertengahan) adalah sekitar 100-200 m2.

3. Jangan Membangun Rumah Megah
Dalam membangun rumah, janganlah terlalu mewah sehingga jadi bermegah-megahan. Ini tidak disukai Allah dan merupakan satu sifat dari orang-orang yang buruk di akhir zaman.

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu" [At Takaatsur:1]

Ketika ditanya tanda-tanda hari kiamat Nabi menjawab: "Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung" [HR Muslim]

Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. (HR. Bukhari)

Jangan membangun rumah yang terlampau tinggi (misalnya sampai 4 tingkat) sehingga akhirnya tetangga tidak mendapat sinar matahari atau angin.

Ketika ditanya tanda-tanda hari kiamat Nabi menjawab: "Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat." [HR Muslim]

4. Buatlah Rumah yang Baik
"... menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk." [Al A'raaf:157]

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." [Al Maa-idah:100]

Rumah yang baik adalah rumah yang sehat. Yaitu jendelanya cukup sehingga sinar matahari bisa masuk dan tidak lembab. Ini juga bisa menghemat listrik karena siang hari tak perlu menyalakan lampu. Selain itu ventilasinya juga
harus baik sehingga udara segar bisa masuk ke dalam rumah. Jarak antara lantai dan atap sebaiknya agak tinggi (minimal 2,5 meter) sehingga tidak terlalu panas.

5. Rumah juga harus kuat dan aman.
Misalnya dengan menggunakan beton bertulang, rumah jadi lebih aman jika misalnya terjadi gempa. Jika menggunakan kayu, pilih kayu yang kuat serta beri anti rayap sehingga tidak mudah kropos. Harus diperhatikan apakah rumah tersebut rawan dari kebakaran atau tidak.

Sebaiknya rumah minimal terdiri dari 3 kamar. Satu untuk suami-istri, satu untuk anak laki-laki, dan satu lagi untuk anak perempuan. Banyak kasus incest terjadi karena kamarnya hanya satu sehingga pria-wanita bercampur.

Hendaknya aurat dari lawan jenis (kecuali suami-istri) terpelihara dengan pembagian kamar yang baik.

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah
sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu" [An Nuur:58]

6. Buatlah Rumah yang Indah
Allah senang keindahan. Manusia pun banyak yang suka akan keindahan. Oleh karena itu buatlah rumah yang indah. Tapi ingat, keindahan tidak sama dengan kemewahan atau kemegahan

Sesungguhnya Allah indah dan senang kepada keindahan. Bila seorang ke luar untuk menemui kawan-kawannya hendaklah merapikan dirinya. (HR. Al-Baihaqi)

7. Rumah Harus Bermanfaat atau Fungsional
Selain indah setiap bagian rumah juga harus bermanfaat/fungsion al. Jadi tidak hanya sekedar estetis tapi tidak bermanfaat.

Dari Abu Hurairoh ra, dia berkata: "Rasululloh SAW bersabda: "Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorangialah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat." (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)

8. WC (Tandas) Jangan Mengarah/Membelakan gi Kiblat
Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra.: "Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila engkau ke WC, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat." (Shahih Muslim No.388)

Usahakan agar rumah anda mengarah ke kiblat. Jika tidak, sebaiknya tempat shalat anda tidak mengarah ke WC.Usahakan di rumah ada shower atau kran air, sehingga anda bisa mandi/wudlu dengan lebih sempurna dengan air yangmengalir.

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang di antara kamu mandi dalam air yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam keadaan junub." Dikeluarkan oleh Muslim.

Sebaiknya tempat wudlu dipisah dari WC sehingga anda leluasa membaca doa sebelum atau sesudah wudlu.

9. Rumah Harus Bersih
Rumah yang kotor tidak sehat. Karena akan mengundang berbagai penyakit. Oleh karena itu rumah harus bersih dan mudah dibersihkan.

"Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi." (HR. Tirmidzi)

Penjelasan: Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah.

10. Jangan Menaruh Patung di dalam Rumah
Umar berkata, "Kami tidak memasuki gereja-gerejamu karena patung-patung dan gambarnya itu." [HR Bukhari]

Ibnu Abbas shalat di dalam biara (tempat ibadah agama lain) kecuali biara yang ada patung di dalamnya. [HRBukhari]

11. Jangan Memelihara Anjing
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa memiliki anjing selain anjing penjaga ternak dan anjing pemburu maka setiap hari pahala amalnya berkurang dua qirath." (Shahih Muslim No.2940)

12. Peliharalah Anak Yatim
Jika anda berkelebihan, asuhlah anak yatim dan perlakukanlah dengan baik.

Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah)

13. Tanamlah Pohon agar Teduh dan Sejuk
Tanamlah pohon di rumah anda sehingga rumah anda teduh dan mendapat udara segar dari oksigen yang dikeluarkan pohon tersebut. Kenyamanan naungan pohon ini digambarkan Allah sebagai berikut:

"Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya." [Al Insaan:14]

Jika rumah anda luas mungkin anda bisa menanam pohon besar yang kuat seperti pohon asem. Jika sedang, bisa menanam pohon ukuran sedang seperti rambutan atau mangga. Hindari pohon besar yang rapuh dan berbahaya seperti pohon angsana. Banyak korban jiwa karena tertimpa pohon tersebut ketika terjadi badai/angin kencang.

Semoga bermanfaat ...

Wassalam,